Kehormatan Seseorang Sejatinya Tidaklah Diwariskan

Ketahuilah bahwa kehormatan yang diwariskan itu hanya akan lekas sirna. Sedangkan kehormatan yang engkau bangun sendiri akan abadi tak tergerus oleh zaman. Setidaknya itulah yang kupahami dari ucapan Sayyidah Aminah kepada Muhammad kecil.

Suatu waktu Sang Nabi akhir zaman yang waktu itu masih belia berucap kepada Ibundanya, "Aku sangat berharap bahwa Ayah masih hidup, wahai Ibuku. Duduk di samping Ka'bah sebagaimana para pemimpin. Dan aku duduk bersamanya, mendengarkan perbincangan mereka."

Dengan air mata bercucurah Sayyidah Aminah berkata "Semua itu adalah kehendak Tuhan, wahai putraku. Dan engkau bukanlah anak pertama yang kehilangan seorang ayah. Banyak juga anak-anak seusiamu yang kehilangan ayahnya. Dan mengapa engkau berharap ayahmu masih hidup? Apakah engkau hendak bersandar kepadanya dalam mengarungi jalan hidupmu?

Tidak, wahai putraku. Setiap orang harus bersandar pada dirinya sendiri dan tidak mengandalkan jasa orang lain. Dia harus membangung kehormatannya dengan dirinya sendiri. Sebab kehormatan hakiki tidaklah diwariskan. Kehormatan yang diwariskan akan lekas sirna. . ."


Dikutip dari buku berjudul "Aminah Permata Padang Pasir" karya Abdul Salam Al-Asyri, Republika Penerbit, 2017, Jakarta.


Comments

Popular posts from this blog

Antara Kehendak Allah dan Usaha Seorang Hamba

Berjalan dan terjatuh lebih utama. . .

Mengenai Ilmu dan Apa yang Dipahami Tentangnya