APAKAH ROH ITU ADA ATAUKAH HANYA KESADARAN YANG DISEBABKAN OLEH OTAK/ PIKIRAN SAJA?
Istilah soul di dalam Bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian yaitu: jiwa; roh; dan nyawa. Namun istilah yang akan saya pakai disini adalah soul yang bermakna roh/ ruh. Soul atau roh adalah prinsip/ asas kehidupan, perasaan, pikiran, dan tindakan manusia yang dipandang sebagai entitas berbeda yang terpisah dari jasad/ tubuh, dan lazimnya dapat dipisahkan keberadaannya dari tubuh (http://dictionary.reference.com/browse/soul).
Referensi lain menyebutkan pula bahwa jiwa adalah bagian spiritual seseorang yang dipercaya memberikan kehidupan pada tubuh, dan kebanyakan agama mempercayai hal itu akan ada/ hidup selamanya. Definisi lainnya menyebutkan bahwa jiwa adalah esensi non-materi, prinsip yang menggerakan/menghidupkan, penggerak yang menyebabkan seorang individu dapat hidup (http://www.merriam-webster.com/dictionary/soul). Berdasarkan definisi diatas kita dapat mengetahui bahwa roh bukanlah entitas yang bersifat materi, sehingga ia tidak dapat ditangkap oleh panca indra manusia. Imam Malik ketika menggambarkan roh, beliau menyatakan bahwa bentuk roh menyerupai dengan bayangan seseorang.
Di zaman sekarang ini banyak sekali pemikiran-pemikiran baru bermunculan, yang mana sangat memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat. Hal itu wajar dan dapat diterima. Karena memang klaim seseorang tidak mungkin dapat diterima oleh semua orang tanpa adanya perbedaan pendapat.
Ada sebuah artikel yang berjudul "Apakah roh itu benar-benar ada? Jika tidak bagaimana manusia bisa hidup?" Pada tulisan tersebut sebagian isinya menyatakan bahwa roh merupakan konsep yang digunakan manusia untuk menjelaskan kesadaran ketika ilmu pengetahuan belum semaju sekarang ini. Selain itu disebutkan pula bahwa manusia dapat hidup dikarenakan otak, sistem saraf, serta jaringan lainnya yang bekerja sama sehingga menghasilkan kesadaran. Menurut klaim mereka roh itu tidak benar-benar ada dan pada dasarnya tubuh manusia tidak memerlukan keberadaan roh untuk berfungsi.
Apakah yang mereka klaim itu benar? Saya disini akan membahas tulisan tersebut dari sisi validitas kesimpulan yang telah mereka buat dan juga sanggahan atas kesimpulannya. Ada banyak klaim yang sebetulnya terlihat benar, namun apabila dikaji lebih dalam klaim tersebut adalah klaim yang keliru. Dalam disiplin ilmu philosophy istilah itu disebut dengan logical Fallacy. Hal ini umum terjadi ketika seseorang memberikan argumen untuk membenarkan klaim-nya. Karena artikel yang telah saya sebutkan diatas mempertanyakan sesuatu kebenaran yang didasarkan pada dua pilihan, maka saya akan mengkaji dan membandingkannya dengan logika affirming a disjunct.
Affirming a disjunct atau affirming one disjunct adalah membuat asumsi yang salah ketika dihadapkan dengan dua alternatif pilihan yang dapat dihindari salah satunya. Apabila salah satu dari pilihan tersebut benar lantas pilihan lainnya harus salah. Contohnya sebagai berikut:
- Either it's raining or the sun is shining
- It's raining
- Therefore, the sun is not shining
Contoh diatas menunjukkan bahwa terdapat pola pikir yang keliru. Agar lebih mudah dipahami dimana letak kekeliruannya. Sebaiknya kita jabarkan lebih luas mengenai contoh tersebut. Hujan sebagaimana kita tahu merupakan fenomena yang sering terjadi di alam ini. Apabila diperhatikan berdasarkan karakter kenampakan cuacanya, hujan dapat kita bedakan menjadi dua. Hujan yang disertai awan gelap, namun ada pula hujan yang tidak disertai awan gelap (langit masih tetap terlihat terang). Oleh karena itu seseorang sangat mungkin keliru apabila mengatakan "cuaca hujan, maka matahari tidak bersinar." Tentu kita tahu bahwa ada hujan yang disertai pelangi. Artinya hujan tersebut disertai dengan bersinarnya matahari.
Tetapi memang ada pengecualian. Jika pilihan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang kuat, maka argumennya dapat diterima. Berikut contohnya:
Kembali pada pembahasan mengenai "Apakah roh ada ataukah hanya kesadaran yang ditimbulkan oleh otak/ pikiran?" Agar lebih mudah dipahami kita reduksi tulisan tersebut ke dalam proposisi sebagai berikut:Tetapi memang ada pengecualian. Jika pilihan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang kuat, maka argumennya dapat diterima. Berikut contohnya:
- Either it's February or March
- It's February
- Therefore, it's not March
- Apakah roh ada, ataukah hanya ada kesadaran yang ditimbulkan oleh otak/ pikiran
- Neuroscientists tidak menemukan tanda-tanda keberadaan roh dalam tubuh manusia atau dengan kata lain hanya ada kesadaran yang ditimbulkan oleh otak/pikiran
- Oleh sebab itu, tidak ada roh
Berdasarkan penarikan kesimpulan diatas, kita dapat melihat dimana letak kekeliruannya. Pertama, pilihan diatas tidak mempunyai nilai kebenaran yang kuat sehingga tergolong lemah. Mengapa demikian? Karena kita telah sebutkan diatas bahwa roh merupakan entitas non-materi, sehingga keberadaannya tidak dapat terjangkau oleh indra manusia. Oleh karena itu kesimpulannya tidak bisa dijadikan dalil pembenaran. Tidak bisa dikatakan hanya karena tidak/belum ditemukan tanda-tanda keberadaan roh dalam tubuh manusia (yang ada hanya kesadaran yang disebabkan oleh otak/ pikiran) maka pilihan yang lain ditolak begitu saja. Kedua, ada sebuah study mengenai ‘near-death’ yang dipimpin oleh Dr Sam Parnia dari Universitas Southampton menyatakan bahwa kesadaran dan pikiran manusia mungkin akan terus ada setelah otak berhenti berfungsi dan tubuh secara medis telah mati. Dr Sam Parnia yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Bukti sejauh ini memperlihatkan bahwa pada menit-menit awal setelah kematian, kesadaran tidak binasa.”
Fakta tersebut menunjukkan bahwa kesadaran manusia tidaklah terikat secara mutlak hanya dengan otak saja. Sebagaimana kita tahu bahwa otak akan berhenti bekerja ketika jantung telah berhenti berdetak, namun yang terjadi dalam penelitian terhadap sebagian pasien yang menderita serangan jantung tersebut memperlihatkan sesuatu yang berbeda. Pada umumnya mereka masih memiliki kesadaran sekitar 3 menit atau lebih setelah jantung berhenti berdetak.
Sekali lagi ini menunjukkan bahwa kesadaran tidak terkait secara mutlak dengan otak, yang mana menurut sebagian kelompok mengklaim bahwa tidak ada roh dalam tubuh manusia.
Sources:
Audi, R. 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosophy, Second Edition. New York. Cambridge University Press.
http://www.logicallyfallacious.com/index.php/logical-fallacies/15-affirming-a-disjunct
http://www.fallacyfiles.org/afonedis.html
Sources:
Audi, R. 1995. The Cambridge Dictionary Of Philosophy, Second Edition. New York. Cambridge University Press.
http://www.logicallyfallacious.com/index.php/logical-fallacies/15-affirming-a-disjunct
http://www.fallacyfiles.org/afonedis.html
Comments
Post a Comment