Posts

Showing posts from May, 2018

Kehormatan Seseorang Sejatinya Tidaklah Diwariskan

Ketahuilah bahwa kehormatan yang diwariskan itu hanya akan lekas sirna. Sedangkan kehormatan yang engkau bangun sendiri akan abadi tak tergerus oleh zaman. Setidaknya itulah yang kupahami dari ucapan Sayyidah Aminah kepada Muhammad kecil. Suatu waktu Sang Nabi akhir zaman yang waktu itu masih belia berucap kepada Ibundanya, "Aku sangat berharap bahwa Ayah masih hidup, wahai Ibuku. Duduk di samping Ka'bah sebagaimana para pemimpin. Dan aku duduk bersamanya, mendengarkan perbincangan mereka." Dengan air mata bercucurah Sayyidah Aminah berkata "Semua itu adalah kehendak Tuhan, wahai putraku. Dan engkau bukanlah anak pertama yang kehilangan seorang ayah. Banyak juga anak-anak seusiamu yang kehilangan ayahnya. Dan mengapa engkau berharap ayahmu masih hidup? Apakah engkau hendak bersandar kepadanya dalam mengarungi jalan hidupmu? Tidak, wahai putraku. Setiap orang harus bersandar pada dirinya sendiri dan tidak mengandalkan jasa orang lain. Dia harus membangung kehorm...

Tantangan orang tua dalam mendidik anak di zaman modern

Dikutip pada saat p embacaan Manakib di acara haul al Qutub al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf  : Kita begitu takut anak kita terbakar, sekecil apapun dengan api dunia. Kita begitu takut dan tidak rela anak kita terluka oleh pisau siapa pun. Tapi pernahkah kita merenungkan, "Apakah aku tidak takut anak keturunanku dibakar oleh api neraka?" Pasti jawaban yang muncul adalah tidak mungkin aku rela dan mengizinkan anak keturunanku dibakar oleh api neraka.  Hadirin yang dimuliakan oleh Allah. Setiap jawaban dari setiap pertanyaan membutuhkan bukti. Bukankah banyak diantara kita yang justru memfasilitasi anak untuk terjerumus dalam lembah jahanam? Dibiarkan mereka jahil dalam urusan syariat nabinya. Sehingga tubuh itu mudah sekali untuk diajak bermaksiat. Memberikan fasilitas modern kepada anak, baik itu hp ataupun tablet ataupun Iphone. Tanpa perduli efek yang dihasilkan dari memberikan hal tersebut. Orang tua seakan berkata, "Yang penting anakku tidak ketin...

Memaknai Keadilan dari Sang Surya

Setiap hari, gemerlap sinar pagi mencoba menyapa para penghuni bumi dengan kehangatan yang selalu ia pancarkan. Setiap makhuk yang berada di bumi, tak satupun dari mereka kecuali mendapatkan manfaat darinya, terutama kita sebagai manusia. Pancaran sinar sang surya menyapa kepada siapapun dari kita tanpa membedakan status sosial, apakah ia pejabat ataukah rakyat jelata. Ia mencoba mengajarkan kepada manusia mengenai sebuah bentuk keadilan yang hakiki. Adakah engkau lihat bagian dari bumi ini yang tidak terlewati sinar matahari? Adakah ia (matahari) hanya memancarkan sinarnya kepada orang-orang yang berbuat baik saja, namun tidak kepada mereka yang berbuat jahat?

Berjalan dan terjatuh lebih utama. . .

Lebih baik berjalan dan terjatuh daripada diam dan dihantui rasa takut. Rasa takut akan kegagalan nyatanya lebih banyak menyita waktu dan pikiran seseorang, dibandingkan dengan fase melalui kegagalan itu sendiri. Ketika esok saya memutuskan untuk bergerak, maka bergerak majulah. Saya perhatikan bahwa seorang balita sering kali terjatuh sebelum akhirnya dapat berjalan dengan sempurna. Ia dengan nalurinya memaksa agar mengabaikan segala resiko terjatuh karena dorongan fitrahnya memaksa ia agar mampu berjalan sendiri. Berhati-hati itu bagus. Akan tetapi, jika terlalu banyak berhati-hati hingga tak satu aksi pun dapat dijalankan, maka itu namanya ketakutan bukan berhati-hati. Contohnya saya, ketika memiliki keinginan untuk mendapatkan istri, katakanlah "X", maka saya akan memperjuangkannya sekalipun ada resiko kegagalan yang mungkin akan saya temui. Dan itu berlaku dalam segala hal. Seorang lelaki seharusnya tidak kalah sebelum 'berperang'. Gunakanlah segenap ke...